Baca juga: Setelah Larangan Thrifting, Purbaya Siapkan Perang Terhadap Impor Ilegal Baja & Sepatu
Sementara itu, impor Indonesia tercatat sebesar USD 218,1 miliar, tumbuh 2,1 persen (year on year), dengan peningkatan didominasi oleh barang modal seperti mesin dan peralatan, alat komunikasi, serta komputer. Kondisi ini berdampak langsung pada penerimaan kepabeanan, terutama bea masuk dan PPN impor, yang tetap terjaga meskipun laju pertumbuhan impor tidak setinggi awal tahun akibat meredanya aktivitas front-loading.
Baca juga: DJP Berikan Keringanan Pajak untuk WP 3 Daerah Terdampak Bencana Alam
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa meskipun surplus perdagangan masih berlanjut, dampak front-loading perdagangan yang terjadi pada awal tahun mulai mereda. Pemerintah akan terus mencermati dinamika perdagangan global serta menjaga keseimbangan antara ekspor dan impor guna mendukung stabilitas ekonomi nasional.Meredanya efek front-loading mencerminkan normalisasi pola perdagangan, yang berpotensi membuat penerimaan pajak dan bea masuk ke depan lebih stabil dan berkelanjutan, dibandingkan lonjakan sesaat di awal tahun. Dengan komposisi impor yang didominasi barang modal, pemerintah juga melihat adanya sinyal positif terhadap keberlanjutan investasi dan kapasitas produksi domestik, yang pada gilirannya dapat memperkuat basis pajak dalam jangka menengah.
Baca juga: DJP Soroti Tantangan Berat Memajaki Sektor Minerba dan Sawit
Secara keseluruhan, surplus neraca perdagangan yang berlanjut dinilai tetap menjadi penopang ketahanan APBN dan stabilitas fiskal, di tengah dinamika global. Pemerintah akan terus memantau perkembangan perdagangan internasional untuk menjaga keseimbangan antara kinerja ekspor, kebutuhan impor, serta optimalisasi penerimaan pajak dan kepabeanan.
apbn , apbn , apbn-2025 , apbn-kita , kementerian-keuangan , purbaya-yudhi-sadewa