News / 19 Dec 2025 /Sherly Nova Maharani

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Tumbuh Positif, Realisasi Mencapai Rp269,4 Triliun

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Tumbuh Positif, Realisasi Mencapai Rp269,4 Triliun
SURABAYA - Pemerintah mencatat kinerja penerimaan kepabeanan dan cukai hingga November 2025 tetap menunjukkan tren positif. Dalam Konferensi Pers APBNKita edisi Desember 2025, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai dilaporkan mencapai Rp269,4 triliun atau setara 89,3 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Secara tahunan (year on year/yoy), penerimaan tersebut tumbuh sebesar 4,5 persen, terutama didorong oleh peningkatan penerimaan bea keluar dan cukai.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa capaian ini mencerminkan ketahanan aktivitas perdagangan dan industri nasional di tengah tekanan perekonomian global. “Penerimaan kepabeanan dan cukai hingga November masih tumbuh positif. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi domestik tetap terjaga, meskipun lingkungan global masih penuh ketidakpastian,” ujar Menteri Keuangan dalam paparannya.


Baca juga: Surplus Perdagangan Berlanjut, Efek Front-Loading Mereda dan Berdampak pada Penerimaan Pajak


Penerimaan Cukai Tetap Terjaga
Dari sisi komposisi, penerimaan cukai hingga November 2025 tercatat sebesar Rp198,2 triliun atau tumbuh 2,8 persen yoy. Kinerja tersebut didukung oleh peningkatan produksi hasil tembakau serta kebijakan tarif cukai yang diterapkan secara konsisten. Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan cukai tidak hanya berfungsi sebagai sumber penerimaan negara, tetapi juga sebagai instrumen pengendalian konsumsi serta perlindungan kesehatan masyarakat.

Pemerintah akan terus menjaga keseimbangan antara optimalisasi penerimaan negara dan tujuan pengendalian konsumsi melalui kebijakan cukai yang terukur dan berkeadilan.


Baca juga: Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Viral


Bea Keluar Meningkat Signifikan
Penerimaan bea keluar hingga November 2025 tercatat sebesar Rp26,3 triliun atau tumbuh signifikan sebesar 52,2 persen yoy. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga serta volume ekspor sejumlah komoditas unggulan, khususnya komoditas berbasis sumber daya alam. Kinerja bea keluar menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan penerimaan kepabeanan dan cukai pada tahun berjalan.

Pemerintah menilai bahwa optimalisasi penerimaan bea keluar tetap memperhatikan dinamika harga komoditas global serta keberlanjutan industri nasional.


Baca juga: Bea Keluar Emas Mulai Berlaku 2026 untuk Perkuat Hilirisasi dan Ekosistem Keuangan Nasional


Bea Masuk Tetap Tumbuh di Tengah Tantangan Global
Sementara itu, penerimaan bea masuk hingga November 2025 tercatat sebesar Rp44,9 triliun atau tumbuh 5,8 persen yoy. Meskipun tetap tumbuh positif, kinerja bea masuk masih dipengaruhi oleh perlambatan perdagangan global serta implementasi berbagai perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) yang berdampak pada penurunan tarif impor sejumlah komoditas.

Namun demikian, aktivitas impor barang modal dan bahan baku untuk mendukung kegiatan industri domestik dinilai masih terjaga, sehingga menopang penerimaan bea masuk secara keseluruhan.


Baca juga: Webinar MUC Consulting Surabaya Kupas Mekanisme Pelaporan SPT Tahunan Badan 2025 Melalui Coretax


Penguatan Pengawasan dan Penindakan Rokok Ilegal
Sejalan dengan upaya menjaga penerimaan negara, pemerintah terus memperkuat pengawasan dan penegakan hukum di bidang kepabeanan dan cukai. Hingga November 2025, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah melakukan sebanyak 17.641 penindakan di bidang cukai, khususnya terhadap peredaran rokok ilegal. Dari penindakan tersebut, lebih dari 1 miliar batang rokok ilegal berhasil diamankan.


Baca juga: Setelah Larangan Thrifting, Purbaya Siapkan Perang Terhadap Impor Ilegal Baja & Sepatu


Menjaga APBN Tetap Sehat dan Berkelanjutan
Pemerintah menegaskan akan terus mengoptimalkan peran kepabeanan dan cukai sebagai instrumen fiskal yang strategis dalam menjaga stabilitas APBN. Sinergi antara kebijakan tarif, pengawasan yang kuat, serta dukungan terhadap pemulihan dan transformasi ekonomi akan terus diperkuat agar penerimaan negara tetap berkelanjutan.

Ke depan, pemerintah akan senantiasa mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik serta melakukan penyesuaian kebijakan secara terukur guna memastikan APBN tetap menjadi instrumen utama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pembangunan nasional.



apbn-2025 , apbn-kita , bea-cukai , djbc , kementerian-keuangan , purbaya-yudhi-sadewa , update

Tulis Komentar



Whatsapp