Baca juga: RAPBN 2026: Pemerintah dan Banggar DPR Sepakat Target Pendapatan Naik
Gagasan pembentukan family office sendiri bukan hal baru. Wacana ini pertama kali muncul pada 2024 saat Luhut Pandjaitan menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Rencananya, family office akan dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bali sebagai pusat keuangan untuk menarik dana investasi global ke Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Purbaya menyebutkan bahwa dirinya tidak terlibat dalam pembahasan family office dan belum memahami secara mendalam konsep yang diusulkan tersebut.
Baca juga: Menteri Keuangan Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Tarif Pajak di 2026
Sementara itu, untuk proyek KCJB atau Whoosh, Menkeu Purbaya menilai opsi penyelesaian utang dapat dilakukan melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga tersebut mengelola sekitar Rp80 triliun dari penerimaan dividen BUMN dan kini berperan dalam optimalisasi aset serta investasi milik negara.
Baca juga: Menkeu Purbaya Siap Sidak DJP, Cegah Kebocoran Pajak
Baik rencana pembentukan family office maupun penyelesaian utang Whoosh hingga kini masih berada dalam tahap kajian kebijakan pemerintah. Purbaya memastikan bahwa penggunaan dana APBN tetap diarahkan untuk mendukung program yang tepat.
apbn , apbn , apbn-2025 , kebijakan-pemerintah , menteri-keuangan , purbaya-yudhi-sadewa